TVRI Sebagai TV Publik

TVRI mendapatkan anugerah sekaligus kepercayaan untuk menjadi Televisi Publik sesuai dengan amanat UU 32/ 2002. TVRI menjalankan fungsi sepenuhnya sebagai TV Publik sejak 28 Desember 2005. 


Pertama kali dalam sejarah bangsa ini, rakyat Indonesia memiliki Televisi Publik yang menjadi tumpuan masyarakat untuk berperan sebagai media alternatif yang mampu menyajikan program siaran yang bermutu dan tidak didominasi oleh kepentingan komersial. Sejuta harapan disandarkan kepada TVRI beserta jajaran manajemen dan Dewan Pengawas agar TVRI mampu "unjuk gigi" dalam keunikan dan kedudukannya yang sekarang.



Sebagai Televisi Publik, TVRI harus mampu berperan aktif untuk menyediakan ruang bagi wacana publik, menghidupkan peran supervisi publik sebagai khalayak dan juga mengajak mereka berpartisipasi aktif dalam mendukung tersajinya program acara yang benar-benar mengakomodasi kepentingan dan kebutuhan masyarakat. 

Peran publik ini yang tentunya tidak bisa dilakukan di masa-masa sebelumnya terkait dengan keberadaan televisi swasta yang selama ini telah mengurung kita dengan berbagai program tayangannya yang melulu tersaji karena kepentingan rating dan pendapatan iklan. Dalam Ps. 3 PP 11/2005 dikatakan, TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik berfungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, sekaligus kontrol dan perekat sosial.

Keikutsertaan publik oleh karenanya menjadi jiwa dari operasional TVRI sekarang. Bagaimana publik melekat dalam seluruh aktivitas dan gairah kreativitas berkarya.  Terkait dengan melekatnya publik dalam seluruh aktivitas TVRI kita bisa belajar dari TV Publik (PBS  -  Public Broadcast Station) di Arizona, AS beberapa waktu lalu.  TV Publik di Amerika memegang peranan penting tidak saja sebagai pembentuk identitas nasional, tetapi sekaligus mencerminkan keberagaman keinginan, kebutuhan, serta harapan masyarakat akan sebuah program siaran. Kondisi yang sama yang tentunya juga diharapkan akan mampu dilakukan oleh TVRI, sehingga masyarakat yang sekaligus merupakan khalayak tersebut ditempatkan sebagai warga negara yang sesungguhnya, yang memiliki hak untuk memperoleh informasi yang benar serta menyampaikan aspirasi mereka. Ada dua hal penting yang bisa kita pelajari dari mereka. 

Pertama adalah donasi publik (public donation) yang merupakan dukungan publik secara sukarela dengan menyumbangkan sejumlah uang agar acara yang mereka gemari dapat terus ditayangkan dan dikembangkan.

Pembiayaan TV Publik berasal dari beberapa sumber, yaitu iuran penyiaran, APBN atau APBD, sumbangan masyarakat, iklan dan usaha lain yang sah. Donasi publik adalah bentuk sumbangan masyarakat yang sifatnya sukarela; dan ini berbeda dari iuran penyiaran yang selama ini kita kenal dan sifatnya wajib. PBS di Arizona memiliki beberapa saluran telepon yang dapat dihubungi oleh masyarakat 24 jam setiap harinya untuk menyatakan dukungan mereka atas sebuah program acara, menyampaikan kritik, saran, serta menyumbangkan sejumlah dana agar acara tersebut dapat terus ditayangkan dan dikembangkan.

Tidak ada paksaan, namun dari sinilah TV Publik dapat mengikuti trend yang berkembang di masyarakat tentang mata acara yang disukai. Jika misalnya, acara kesenian daerah (wayang orang, wayang kulit, kethoprak) diminati oleh masyarakat maka mereka yang merasa puas oleh sajian ini dapat menghubungi  hotline  yang tersedia untuk menyatakan dukungan dan menyumbangkan sejumlah dana secara sukarela. Public donation menunjukkan betapa dukungan, kepedulian, sekaligus rasa memiliki masyarakat terhadap TV Publik sudah sangat besar. Tidak mengherankan jika menurut Craig Allen (Arizona State University), PBS di Arizona menjadi TV paling digemari dan mengalahkan stasiun-stasiun televisi swasta lokal dan nasional yang ada.  

Kedua adalah bagaimana menata program siaran TV Publik di Arizona untuk tetap fresh dan kreatif. Dalam menciptakan program acara yang kreatif dan mampu menarik perhatian serta memuaskan khalayak, PBS di Arizona bekerjasama dengan universitas setempat. Para mahasiswa Jurnalistik dan Komunikasi Massa di The Walter Cronkite School of Journalism and Mass Communication, Arizona State University menjadi partner kreatif dalam menghasilkan program acara yang tidak kalah menarik kemasannya dengan program-program yang ditayangkan oleh TV swasta.

Salah satu acara yang paling digemari oleh masyarakat Arizona, yang merupakan produksi bersama TV publik di sana dan para mahasiswa tersebut adalah program dialog bersama Gubernur Arizona. Syuting dilakukan di studio kampus, dan merupakan kerja kreatif bersama antara kru PBS dan para mahasiswa.

Program ini sekaligus merupakan bentuk dukungan penuh pemerintah (selain dalam bentuk pendanaan) terhadap TV Publik yang menunjukkan  political will  mereka dalam menjadikan TV Publik sebagai penyeimbang dalam penyajian informasi yang benar, pendidikan, budaya, dan hiburan bagi masyarakat.

0 komentar:

Posting Komentar