modul fotografi



Pengertian Fotografi
Fotografi menurut Amir Hamzah Sulaeman mengatakan bahwa fotografi berasal dari kata foto dan grafi yang masing-masing kata tersebut mempunyai arti sebagai berikut: foto artinya cahaya dan grafi artinya menulis jadi arti fotografi secara keseluruhan adalah menulis dengan bantuan cahaya, atau lebih dikenal dengan menggambar dengan bantuan cahaya atau merekam gambar melalui media kamera dengan bantuan cahaya (1981;94).

Fotografi juga merupakan gambar, fotopun merupakan alat visual efektif yang dapat menvisualkan sesuatu lebih kongkrit dan akurat, dapat mengatasi ruang dan waktu. Sesuatu yang terjadi di tempat lain dapat dilihat oleh orang jauh melalui foto setelah kejadian itu berlalu.
Pada dasarnya tujuan dan hakekat fotografi adalah komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi antara fotografer dengan penikmatnya, yaitu fotografer sebagai pengatar atau perekam peristiwa untuk disajikan kehadapan khalayak ramai melalui media foto.
Fotografi kewartawanan mempunyai daya jangkau yang sangat luas. Dia menyusupi seluruh fase intelektual hidup kita, membawa pengaruh besar atas pemikiran dan pembentukan pendapat publik. Kerja seorang wartawan foto adalah titipan mata dari masyarakat di mana fot yang tersaji adalah benar-benar bersifat jujur dan adil. Fotografi kewartawanan atau jurnalis adalah profesi pekerjaan untuk memperoleh bahan gambar bagi pemakaian editorial dalam surat kabar, majalah serta penerbitan lain. Sedangkan pekerjaannya sendiri memperoleh gambar-gambar yang akan melukiskan berita, memperkuat berita yang ditulis oleh reporter dan menyajikan berita secara visual.
Photo-Journalism menurut Norman, dipahami sebagai mencakup kombinasi gambar-gambar(ilustrasi) dan cerita (story). (1981; 183) fotografi pers merupakan pekerjaan memperoleh bahan gambar-gambar bagi pemakai editorial dalam surat kabar, majalah dan penerbitan lainnya, sudah ada pada pers Indonesia. Pekerjaan press fotographer adalah memperoleh gambar-gambar yang akan melukiskan berita, memperkuat cerita yang ditulis oleh reporter dan menyajikan berita secara visual.
Sesuai dengan sasaran yang esensial dari pekerjaan jurnalistik atau kewartawanan, yaitu membantu khalayak ramai mengembangkan sikap untuk menghargai apa yang dianggap baik, di samping merangsang kemauan untuk merubah apa yang dianggap kurang baik. Salah satu ciri yang dimiliki para juru foto koran adalah secepatnya disampaikan kehadapan sidang pembaca. Secepatnya berarti sesuai dengan sajian kehangatan peristiwa itu sendiri, sehingga betapa baiknya sebuah photo belumlah punya arti sebagai berita jika hanya disimpan dalam laci atau album.



SEJARAH FOTOGRAFI
http://annisalestari.multiply.com/journal/item/18
Sejarah fotografi bermula jauh sebelum Masehi. Dalam buku The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti adalah orang pertama yang menyadari fenomena camera obscura.
Beberapa abad kemudian, banyak orang yang menyadari serta mengagumi fenomena ini, beberapa diantaranya yaitu Aristoteles pada abad ke-3 SM dan seorang ilmuwan Arab Ibnu Al Haitam (Al Hazen) pada abad ke-10 SM, dan kemudian berusaha untuk menciptakan serta mengembangkan alat yang sekarang dikenal sebagai kamera. Pada tahun 1558, seorang ilmuwan Italia, Giambattista della Porta menyebut ”camera obscura” pada sebuah kotak yang membantu pelukis menangkap bayangan gambar (Bachtiar: 10).
Menurut Szarkowski dalam Hartoyo (2004: 21), nama camera obscura diciptakan oleh Johannes Keppler pada tahun 1611:
“By the great Johannes Keppler has designed a portable camera constructed as a tent, and finaly give a device a name that stuck: camera obscura… The interior of the tent was dark except for the light admitted by a lens, which foucussed the image of the scene outside onto a piece of paper.” (Pada tahun 1611 Johannes Keppler membuat desain kamera portable yang dibuat seperti sebuah tenda, dan akhirnya memberi nama alat tersebut sebuah nama yang terkenal hingga kini: camera obscura… Keadaan dalam tenda tersebut sangat gelap kecuali sedikit cahaya yang ditangkap oleh lensa, yang membentuk gambar keadaan di luar tenda di atas selembar kertas).

Pada awal abad ke-17 seorang ilmuwan berkebangsaan Italia bernama Angelo Sala menemukan, bila serbuk perak nitrat dikenai cahaya, warnanya akan berubah menjadi hitam. Demikian pula Professor anatomi berkebangsaan Jerman, Johan Heinrich Schulse, pada 17127 melakukan percobaan dan membuktikan bahwa menghitamkan pelat chloride perak yang disebabkan oleh cahaya dan bukan oleh panas merupakan sebuah fenomena yang telah diketahui sejak abad ke-16 bahkan mungkin lebih awal lagi. Ia mendemonstrasikan fakta tersebut dengan menggunakan cahaya matahari untuk merekam serangkaian kata pada pelat chloride perak; saying ia gagal mempertahankan gambar secara permanent.
Kemudian sekitar tahun 1800, seorang berkebangsaan Inggris bernama Thomas Wedgwood, bereksperimen untuk merekam gambar positif dari citra pada camera obscura berlensa (pada masa itu camera obscura lazimnya pinhole camera yang hanya menggunakan lubang kecil untuk cahaya masuknya), tapi hasilnya sangat mengecewakan. Akhirnya ia berkonsentrasi sebagaimana juga Schulse, membuat gambar-gambar negatif (sekarang dikenal dengan istilah fotogram) dengan cahaya matahari, pada kulit atau kertas putih yang telah disaputi komponen perak.
Sementara itu di Inggirs, Humphrey Davy melakukan percobaan lebih lanjut dengan chlorida perak, tapi bernasib sama dengan Schulse. Pelatnya dengan cepat berubah menjadi hitam walaupun sudah berhasil menangkap imaji melalui camera obscura tanpa lensa.
Akhirnya, pada tahun 1824, seorang seniman lithography Perancis, Joseph-Nicephore Niepce (1765-1833), setelah delapan jam meng-exposed pemandangan dari jendela kamrnya, melalui proses yang disebutnya Heliogravure (proses kerjanya mirip lithograph) di atas pelat logam yang dilapisi aspal, berhasil melahirkan sebuah imaji yang agak kabur, berhasil pula mempertahankan gambar secara permanent. Kemudian ia pun mencoba menggunakan kamera obscura berlensa, proses yang disebut ”heliogravure” pada tahun 1826 inilah yang akhirnya menjadi sejarah awal fotografi yang sebenarnya. Foto yang dihasilkan itu kini disimpan di University of Texas di Austin, AS.
Merasa kurang puas, tahun 1827 Niepce mendatangi desainer panggung opera yang juga pelukis, Louis-Jacques Mande’ Daguerre (1787-1851) untuk mengajaknya berkolaborasi. Dan jauh sebelum eksperimen Niepce dan Daguerre berhasil, mereka pernah meramalkan bahwa: “fotografi akan menjadi seni termuda yang dilahirkan zaman.”
Sayang, sebelum menunjukkan hasil yang optimal, Niepce meninggal dunia. Baru pada tanggal 19 Agustus 1839, Daguerre dinobatkan sebagai orang pertama yang berhasil membuat foto yang sebenarnya: sebuah gambar permanen pada lembaran plat tembaga perak yang dilapisi larutan iodin yang disinari selama satu setengah jam cahaya langsung dengan pemanas mercuri (neon). Proses ini disebut daguerreotype. Untuk membuat gambar permanen, pelat dicuci larutan garam dapur dan asir suling.
Fotografi mulai tercatat resmi pada abad ke-19 dan lalu terpacu bersama kemajuan-kemajuan lain yang dilakukan manusia sejalan dengan kemajuan teknologi yang sedang gencar-gencarnya. Pada tahun 1839 yang dicanangkan sebagai tahun awal fotografi. Pada tahun itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa dibuat permanen.
Januari 1839, penemu fotografi dengan menggunakan proses kimia pada pelat logam, Louis Jacques Mande Daguerre, sebenarnya ingin mematenkan temuannya itu. Akan tetapi, Pemerintah Perancis, dengan dilandasi berbagai pemikiran politik, berpikir bahwa temuan itu sebaiknya dibagikan ke seluruh dunia secara cuma-cuma. Maka, saat itu manual asli Daguerre lalu menyebar ke seluruh dunia walau diterima dengan setengah hati akibat rumitnya kerja yang harus dilakukan.
Fotografi kemudian berkembang dengan sangat cepat. Menurut Szarkowski dalam Hartoyo (2004: 22), arsitek utama dunia fotografi modern adalah seorang pengusaha, yaitu George Eastman. Melalui perusahaannya yang bernama Kodak Eastman, George Eastman mengembangkan fotografi dengan menciptakan serta menjual roll film dan kamera boks yang praktis, sejalan dengan perkembangan dalam dunia fotografi melalui perbaikan lensa, shutter, film dan kertas foto.
Tahun 1950 mulai digunakan prisma untuk memudahkan pembidikan pada kamera Single Lens Reflex (SLR), dan pada tahun yang sama Jepang mulai memasuki dunia fotografi dengan produksi kamera NIKON. Tahun 1972 mulai dipasarkan kamera Polaroid yang ditemukan oleh Edwin Land. Kamera Polaroid mampu menghasilkan gambar tanpa melalui proses pengembangan dan pencetakan film.
Kemajuan teknologi turut memacu fotografi secara sangat cepat. Kalau dulu kamera sebesar tenda hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam, kini kamera digital yang cuma sebesar dompet mampu membuat foto yang sangat tajam dalam ukuran sebesar koran.

TUJUAN DILAKUKANNYA PENGAMBILAN GAMBAR DALAM FOTOGRAFI
http://www.indosiar.com/program/ragam/43964/tujuan-dilakukannya-pengambilan-gambar-dalam-fotografi

indosiar.com - Dalam dunia fotografi terkadang banyak hal yang menjadi tujuan dilakukannya pengambilan gambar. Beberapa diantaranya seperti yang dituliskan berikut ini :
Abstrak
Foto-foto obyek yang mengutamakan keindahan komposisi, permainan bentuk dan warna, elemen-elemen grafis dan tekstur. Tujuan tersebut biasanya dilakukan oleh para fotografer yang mengutamakan seni dalam setiap hasil karyanya.
Arsitektur
Foto-foto yang menampilkan kecantikan bangunan buatan manusia, seperti gedung dan jembatan. Arsitek ataupun para pelaku dibidang developer perumahan yang biasanya melakukan dokumentasi dari setiap bentuk bangunan yang ada. sehingga dengan demikian, mereka akan dapat membuat sebuah bangunan kokoh namun tak meninggalkan keindahan serta fungsi bangunan yang terkait.


Budaya
Obyek foto berupa tampilan budaya tradisional, kontemporer, dan modern, seperti tari-tarian, festival budaya tradisional dan tradisi lokal. Dokumentasi foto dalam bentuk budaya, biasanya dapat menjadi acuan sebarapa banyak serta kayanya kesenian yang ada namun belum banyak diperhatikan oleh masyarakat. Sehingga sehingga secara tidak langsung foto-foto tersebut memperkenalkan kembali budaya yang ada pada masyarakat luas.
Fashion
Foto-foto busana yang dirancang khusus dan dikenakan oleh modelfoto, bisa berupa foto di catwalk, studio atau lokasi khusus, dan berbeda dengan kategori Model yang tidak menonjolkan unsur-unsur detil busana. Hasil karya seorang desainer terkadang dapat pula memberikan inspirasi pada desainer lainnya. karena tak jarang pula dokumentasi ini dilakukan. Namun pastinya setiap desainer ingin hasil karyanya diabadikan serta diperkenalkan pada masyarakat luas karena dengan demikian hasil karya seorang desainer dapat memberikan sebuah gambaran akan perkembangan fesyen yang terjadi setiap tahunnya.
Humor
Foto-foto yang mengandung unsur humor. Banyak hal yang secara tak terduga terjadi dan tanpa sadar hal tersebut dapat menimbulkan ketertarikan tersendiri. Bahkan ada hal yang dapat membuat penikmati sebuah foto tersenyum simpul.
Jurnalistik
Foto-foto yang dihasilkan oleh jurnalis foto dalam melakukan tugasnya, dan non-jurnalis foto yang merekam peristiwa-peristiwa. Penggambaran sebuah peristiwa yang akan lebih menarik apabila disertakan adanya sebuah hasil dokumentasi berupa gambar. karenanya foto bidang jurnalistik mampu memberikan penggamabaran penuh sebuah peristiwa yang terjadi diseluruh belahan dunia.
Panggung
Foto-foto pertunjukan di panggung, seperti konser musik, pentas showbiz, pertunjukan tari dan pentas teater.
Satwa
Foto-foto hewan yang masih hidup di habitat alaminya, atau yang hidup di habitat buatan manusia yang mirip dengan aslinya, seperti taman nasional dan taman safari. Berbeda dengan kategori Pets yang obyeknya berupa hewan peliharaan yang sudah jinak.
Snapshot
Foto-foto yang dihasilkan tanpa perencanaan, perlengkapan atau teknik khusus, bisa berupa foto candid.
Wisata
Foto wisata (photo travel) harus menunjukkan perasaan terhadap waktu dan tempat, citra sebuah daerah, penduduknya, atau suatu budaya dalam situasi aslinya, dan tidak ada batasan geografis. Ultra close-up yang kehilangan identitas asli, foto studio, atau manipulasi fotografi yang merubah penampakan situasi sebenarnya atau merubah isi foto tidak masuk dalam photo travel.(berbagai sumber/SHR, Bagus/rev)
“Foto Seni” Konsep Estetika Dalam Fotografi
By admin on June 1st, 2009
Sebuah karya atau foto kita katakan sebagai benda seni, ia harus bukan sekedar hasil upaya proses reproduksi belaka. Foto seni semestinya berasal dari suatu kontemplasi yang intens. Pemunculan gagasan/idea tidaklah serentak dan berkesan dadakan. Ada suatu proses pengamatan empirik, komparasi, perenungan, dan bahkan serangkaian mimpi-mimpi yang panjang yang lalu berwujud sebagai titik akhir sebuah eksekusi: konsep dan visi/misi yang transparan serta “baru”. Dengan begitu sebuah foto seni tidak hanya sebentuk “seni instan” belaka. Foto Seni, merupakan bagian dari cabang seni rupa yang paling muda
Lebih satu abad yang lalu fotografi ditemukan sebagai suatu teknologi baru di bidang perekaman visual yang cukup revolusioner. Walaupun prinsip dasar fotografi telah dikenal orang sejak lama (melalui cara kerja kamera Obscura) akan tetapi sebagai alat yang dapat mengabadikan objek ke atas permukaaan lempengan tembaga dan kertas. Mereka yang melakukan hal tersebut kemudian dikenal sebagai tokoh pionir fotografi seperti, Josep Necepphore, Louis Jacques Mande Daguerre (keduanya dari Perancis) dan Henry Fox Talbot (Inggris).
Selanjutnya secara bertahap fotografi berkembang ke arah penyempurnaan teknik dan kualitas gambarnya sampai pada akhir abad ke-19 saat George Eastmen mempopulerkan produk kamera KODAK-nya ke pasaran Amerika, fotografi telah mencapai kualitas hasil yang mendekati seperti yang kita kenal sekarang sampai teknologi digital yang paling mutakhir dengan hasil akhir sama seperti fotografi analog.
Foto Seni Indonesia
Tapi sebenarnya perkembangan foto seni di Indonesia sendiri telah berkembang diakhir abad delapan belas, ada orang Indonesia yang telah membuat foto-foto indah menawan baik di dalam studio maupun di alam bebas, foto-foto itu jelas sekali bernafaskan seni seperti yang kita kenal sekarang ini. Objek, lighting dan komposisinya jelas sekali diperhitungkan dengan matang saat pemotretan. Pencetakan fotonyapun juga sangat brelian, sehingga hasil fotopun menjadi indah menawan bagaikan lukisan-foto piktorial. Perbedaan yang dapat kita lihat dengan jelas adalah sebagian besar, bahkan hampir semua foto terekam beku. Jika memotret manusia, maka simodel diwajibkan untuk diam beberapa saat. Hal ini dapat dimaklumi karena teknologi fotografi saat itu masih sederhana, body kamera berukuran besar sedangkan filmnya masih dalam bentuk lembaran (bukan rol), bahkan bahan dasarnya kaca atau seloloid, dengan kepekaan (ASA) yang masih rendah. Mekanis pada lensa juga sangat sederhana, bahkan banyak lensa yang mempunyai satu bukaan diafragma dan tidak disertai lembaran daun diafragma, sehingga pemotretan dilakukan dengan cara membuka dan menutup lensa/lenscap.
Foto Seni
Pengertian “foto seni” adalah suatu karya foto yang memiliki nilai seni, suatu nilai estetik, baik yang bersifat universal maupun lokal atau terbatas. Karya-karya foto dalam kategori ini mempunyai suatu sifat yang secara minimal memiliki daya simpan dalam waktu yang relatif lama dan tetap dihargai nilai seninya.
Sebuah karya atau foto kita katakan sebagai benda seni, ia harus bukan sekedar hasil upaya proses reproduksi belaka. Foto seni semestinya berasal dari suatu kontemplasi yang intens. Pemunculan gagasan/idea tidaklah serentak dan berkesan dadakan. Ada suatu proses pengamatan empirik, komparasi, perenungan, dan bahkan serangkaian mimpi-mimpi yang panjang yang lalu berwujud sebagai titik akhir sebuah eksekusi: konsep dan visi/misi yang transparan serta “baru”. Dengan begitu sebuah foto seni tidak hanya sebentuk “seni instan” belaka.
Foto Seni, merupakan bagian dari cabang seni rupa yang paling muda. Walau tidak bisa dipungkiri, secara teknikal foto seni memberikan kontribusi kepada cabang fotografi lainnya, semisal foto jurnalistik.
Berbagai kalangan fotografi mengakui, perkembangan dunia fotografi di Indonesia memang belum sepenuhnya menggembirakan,walaupun sejak “reformasi” foto baik dari foto jurnalistik, foto studio, komersial ataupun yang bernuansa salonis, foto seni, dunia fotografi Indonesia memang tengah memasuki era baru.
Fotografer Seni
Kassian Cephas orang jawa, lahir di Yogyakarta tanggal 15 Januari 1845, oleh banyak pihak diakui sebagai fotografer pertama Indonesia. Fotografer lainnya yang ada di Indonesia sebagian besar adalah keturunan Belanda.
Kassian Chepas yang tinggal dan mempunyai studio di Yogyakarta juga merupakan “pemotret resmi” Kraton Yogyakarta. Selain memotret kalangan elit, Kassian Chepas juga banyak memotret candi dan bangunan bersejarah lainnya terutama yang ada disekitar Yogya.
Selain karya Chepas, foto-foto kuno yang dibuat pada akhir dan awal tahun 1900-an sayangnya banyak yang tidak diketahui siapa pemotretnya, banyak juga yang menampilkan sisi keindahan dengan objek panorama maupun human interest.
Selain itu Ansel Adam seorang “fine art photographer” Amerika terbesar dari abad ke-20. Ansel Adam tidak hanya dihargai dari karya foto-fotonya saja tapi juga dari dedikasinya dalam dunia pendidikan fotografi. Ansel bersama Fred Archer pada awal tahun 1940-an memperkenalkan suatu metode yang dikenal dengan nama Zone System (ZS).
Metode temuan Ansel ini secara umum adalah proses terencana dalam pembuatan foto mulai dari pra-visualisasi kemudian mengkalkulasi pencahayaan secara tepat sampai menproses film secara akurat. Hasil akhirnya adalah negatif foto yang prima sebagai pondasi utama membuat cetakan foto yang berkualitas juga maksimal. Metode ZS ini bila dipahami secara benar akan sangat membantu fotografer untuk menghasilkan foto yang semaksimal mungkin sehingga tidak lagi mengharapkan suatu keberuntungan semata dalam menentukan perhitungan pencahayaan. Segalanya telah diprediksi dan direncanakan dengan baik.
Kategori Foto Seni (fine art)
Foto seni (fine art) adalah foto-foto piktorialisme, yakni jenis foto yang menonjolkan estetika yang meniru pencitraan gambar (picture) atau lukisan (painting). Jenis foto ini lebih menyerukan keindahan atau nilai artistik instriknya ketimbang kandungan makna foto itu sendiri. Elemen -elemen yang diekploitasi oleh fotografer foto seni ialah komposisi, penyinaran yang dramastis ( chiroscuro) dan nada warna(Paul I. Zacharia)
Foto seni (fine art) bisa disimpulkan sebagai foto yang dalam proses yang berkesinambungan. Ada hal yang yang tidak bisa dipisahkan mulai dari konsep perencanaan, pembuatan, penerapan teknis secara akurat termasuk didalamnya pemrosesan film ataupun pembuatan file digital. Menyikapi kontroversi tentang digital, menarik mengutip pendapat seorang jurnalis kawakan bahwa hanya foto jurnalis yang tidak boleh dimanipulasi. Foto-foto jurnalistik harus menyampaikan suatu kebenaran apa adanya sedangkan dalam foto (fine art), proses digital hanya merupakan alat pembantu dalam berkarya.
Dalam mencipta suatu karya seni, konsep utama yang harus kita persiapkan adalah idealisme pribadi. Pengembangan konsep tersebut, lalu penyesuaian dengan sarana yang ada, pengaruh lingkungannya, kesulitan yang mungkin terjadi, dan tentu saja harus didukung dengan peralatan yang memadai sebagi faktor teknis penciptaan.
Sebagai ilustrasi untuk hal ini adalah foto-foto karya Do Qong Hai yang mirip dengan lukisan bergaya China. Karya-karya ini dibuat dengan melakukan sandwich dari beberapa negative yang dalam pembuatannya telah direncanakan dengan matang.
Estetika dalam Foto Seni
Estetika di dalam foto seni didapatkan apabila telah ditemukan titik estetika yaitu momentum pengalaman kesadaran roh manusia seniman maupun pengapresiasi seni yang persis berada di tengah-tengah antara yang rohani dan yang jasmani, di mana titik ini di alami sekejap namun bernuansa mendalam di dalam yang “tragis” (manakala:roh”dikalahkan”jasmani”), yang sublim (manakala roh menang atas kebaikan), dan yang asri (gracious:manakala kebaikan menang atas kebenaran) (lihat Mudji Sutrisno dan Chris Verhaak, Estetika Filsafat Keindahan, Kanisius,1993).
Dalam estetika di kenal dua pendekatan: yang pertama ingin langsung meneliti keindahan itu dalam benda-benda / alam indah serta seni itu sendiri atau mau lebih; yang kedua menyoroti situasi kontemplasi rasa indah yang sedang dialami (pengalaman keindahan dalam diri orangnya). Pengalaman estetika berkait erat dengan soal perasaan, dimana bila foto seni dikatakan memiliki estetika dengan ciri foto tersebut tidak hanya mampu mengeploitasi keindahan tersebut melainkan foto seni menyumbangkan nilai-nilai humanisme universal kepada umat manusia. Fotografi tidak hanya sebagai ekses kemudahan alat rekam, namun di sana tercermin sebuah proses pencitraan gagasan dan estetika yang lebih transenden.
Perkembangan Foto Seni
Banyak yang tidak menyangka bahwa perkembangan foto seni di Indonesia sangat pesat termasuk Bali di era digital ini tumbuh dan mewarnai pefotografian di Indonesia. Dari segi ekonomi sekarang ini sebuah foto bisa dihargai puluhan juta rupiah selembarnya. Namun bukan sekedar dari segi ekonomi saja, dari segi seni rupa lainnya perkembangan foto seni semakin dapat mensejajarkan diri dengan seni lainnya. Mereka yang tidak percaya tentang hal ini menganggap bahwa sebuah cetakan foto seni hanyalah sebuah replika dari negatif pembentuknya. Foto mudah dibuat berapa lembarpun asalkan negatif fotonya masih ada sehingga tidak bisa disamakan dengan karya seni lain.
Hal ini lebih membangkitkan fotografer menekuni bidang foto seni ini, karena sekarang tumbuh sekelompok orang yang mengoleksi foto dan menganggapnya sama dengan benda seni lain. Walaupun dapat dikatakan perkembangan foto seni di Indonesia masih belum maksimal, karena belum banyak yang menekuni foto seni itu sendiri. Foto seni tidak selalu apa yang menjadi obyek, melainkan lebih pada proses ketika memotret dan memroses hasil cetakannya. Ketika kita memotret kita harus sudah tahu akan seperti apa hasilnya hingga sedetail mungkin. Perkembangan foto seni yang begitu pesat dapat kita nikmati setelah bergulirnya era reformasi 1998 dan memasuki era fotografi digital yang sangat pesat dan juga menjadi tonggak perkembangan bidang lain.
Penutup
Membuat foto seni yang merupakan bagian fotografi, yang memiliki konsep estetika yang memperhitungkan terlebih dahulu unsur-unsur penciptaan sebuah foto, dari pencahayaan sampai proses pencetakannya. Semua direncanakan dengan matang dan terencana, karena kini foto seni telah sama rumitnya dengan seni lain. Apalagi jika kita membincangkan posisi fotografi dalam konteks kesenirupaan (fine art). Bisakah dan mampukah fotografi disandingkan dalam keluarga seni rupa (High Art). Koeksistensinya ini tidaklah berpretensi saling menegasikan. Justru sebaliknya, dan siapa tahu, dunia High Art makin diperkaya dengan hadirnya fotografi di komunitasnya. Sejalan Dengan perkembangan teknologi sekarang ini fotografer yang mau menekuni foto seni akan lebih mudah dengan hadirnya fotografi digital. Apalagi mau bekerja keras mencoba dan mau belajar terus-menerus. Sebuah foto akan dapat menjadi representasi fotografer yang menciptakannya. Sehingga lahir maestro-maestro fotografi punya ciri khas masing-masing, sehingga mengenalkan diri ke publik yang lebih luas.
Prinsip-prinsip Komposisi photografi
Oleh Agus ( RAFI studio)
http://id.88db.com/id/Knowledge/Knowledge_Detail.page?kid=11865
Komposisi adalah cara mengatur/menyusun bagian-bagian dari gambar (misalnya garis-garis, bentuk, ruang bebas, bayangan, warna, tekstur, dan lain-lain) agar gambar lebih menarik dan mudah dimengerti. Beberapa prinsip biasa digunakan untuk meningkatkan efektifitas gambar. "Perlihatkan apa yang ingin Anda perlihatkan", merupakan salah satu prinsip yang baik.
Subjek
Tampilkan suatu subjek utama dalam sebuah gambar. Kesampingkan bagian-bagian lain dan pisahkan hal-hal yang tidak perlu ada dalam foto.
Penempatan subjek utama
Bayangkanlah Anda sedang membagi gambar dengan garis bayangan mendatar dan tegak lurus menjadi 3 bagian yang sama besar. Titik temu dari garis-garis tersebut adalah tempat dimana Anda dapat meletakan subjek utama dan elemen-elemen pelengkap.
Jika menggunakan garis mendatar sebagai subjek utama, misalnya garis batas (cakrawala) antara udara dan lahan pertanian, aturlah agar bagian yang satu lebih besar dari bagian lainnya.
Posisi subjek tidak harus selalu berada di tengah-tengah agar komposisi nampak lebih menarik. Dan hindari penempatan subjek pada posisi yang gelap.
Titik pandang
Pilihlah posisi kamera yang paling tepat saat mengambil gambar, sehingga hal-hal yang ingin Anda perlihatkan menjadi lebih jelas.
Latar belakang
Usahakanlah latar belakang yang sederhana atau batasi latar belakang yang tidak penting, sehingga tidak mengacaukan subjek utama.
Latar depan
Sertakan latar depan untuk menciptakan kesan kedalaman, terutama untuk pengambilan jarak jauh di luar ruangan. Objek-objek alami dapat membantu menyeimbangkan dan memperindah gambar serta membuat komposisi lebih menarik.
Sediakan lebih banyak ruang untuk garis pandang dan garis gerak.
Beri ruang di depan subjek untuk mengesankan subjek Anda sedang bergerak atau melihat sesuatu.
Batas antar bagian gambar sebaiknya digunakan untuk mempertegas hal apa yang ingin Anda komunikasikan.
Namun, perhatikan dengan seksama agar objek yang ditonjolkan tersebut tidak membingungkan atau merusak komposisi.
Cahaya dan bayangan.
Gunakan pencahayaan yang menyebar agar gambar nampak jelas dan usahakan agar subjek anda menghadap sumber cahaya.
Lakukan pengambilan gambar secara bervariasi agar gambar lebih menarik.
• Gunakan jarak yang berbeda antara kamera dan subjek dalam setiap pengambilan.
• Long shot atau pengambilan jarak jauh, menampilkan keseluruhan subjek, memantapkan semua elemen dalam gambar termasuk latar belakang dan latar depan.
• Medium shot atau pengambilan jarak sedang, lebih mendekati subjek dan memisahkan elemen-elemen yang tidak perlu.
• Close up atau jarak dekat, memusatkan pengambilan gambar pada subjek.
• Extreme close-up, menampilkan bagian khusus dari subjek secara rinci, biasanya dilakukan dengan lensa makro atau close-up
Ubahlah titik pandang kamera Anda, untuk memperjelas subjek yang ingin Anda tampilkan, hal ini tergantung pada kesan yang ingin Anda sampaikan.(1). Low angle (pandangan dari bawah): memberi kesan tinggi dan megah pada gambar monumen, bagungan. (2).Normal angle (pandangan sebatas mata), pemandangan yang biasa dan paling umum dilakukan pada saat pengambilan gambar. (3). High angle, atau pengambilan dari suatu ketinggian, mengesankan pandangan dari atas, dapat menyamarkan bagian-bagian yang tidak penting. Sangat baik digunakan untuk mengambil gambar suatu kerumunan, keramaian lalulintas, dan lain-lain.
Sewaktu memotert spesimen atau objek yang tidak dikenal:
Gunakan latar belakang yang kontras dan gunakan label dan judul
• Gunakan suatu alat ukur atau benda yang mudah dikenal di sebelah subjek sebagai pembanding agar dapat deketahui ukuran relatifnya
• Susunlah dengan urutan yang tepat



Tips untuk memulai dengan fotografi digital
http://brilliants-idea.blogspot.com/2009/12/tips-untuk-memulai-dengan-fotografi.html

Prinsip-prinsip fotografi digital adalah sama dengan orang-orang untuk untuk film. Berikut adalah beberapa tips untuk para pemula fotografer digital.
Fotografi digital telah datang umur. Penggunaan film pada penurunan cepat dan mantap karena semakin banyak orang membuat transisi ke digital. Bahkan resolusi tertinggi kamera digital tidak bisa mengalahkan resolusi film, jadi apa yang membuat fotografi digital berbeda?
Prinsip-prinsip film dan fotografi digital adalah sama. Sementara kualitas lensa dan fitur dari kamera penting, bagian kunci dimainkan oleh fotografer. Posisi foto dapat dihasilkan tanpa peralatan terbaik. Sebaliknya, peralatan terbaik yang sering digunakan untuk menghasilkan foto rata-rata. Yang banyak-banyak foto diposting pada buku Wajah adalah contohnya. Sebagian besar adalah bunga kecil, kecuali kepada orang-orang yang terlibat. Namun, banyak di antaranya yang diambil dengan kamera digital yang terbaik.
Kunci fotografi yang baik terletak pada kemampuan untuk melihat dan berpikir photographically. Gunakan cahaya untuk keuntungan yang terbaik dan fokus pada komposisi. Tidak peduli apa kamera, komposisi adalah kunci kesuksesan. Ini adalah hubungan antara objek-objek yang membentuk gambar. Cari baris di tempat kejadian, dan mencari ide-ide yang membuat gambar menarik. Aturan pertiga mengajarkan kita bahwa mata tidak ditarik ke pusat gambar tetapi perpotongan antara pertiga - baik horisontal dan vertikal. Menjadi sadar akan cahaya dan efek bayangan gelap dalam sebuah foto. Banyaknya efek khusus dan fitur tambahan kamera manydigital baik untuk memiliki ekstra.
Perbedaan utama antara digital dan kamera film meliputi:
• Memori menggantikan film
• Baterai sangat penting dalam fotografi digital tapi hanya memainkan sebagian kecil dalam sebuah film kamera
• Kartu memori - tidak seperti film - dapat digunakan berulang-ulang
• Anda dapat memvariasikan resolusi gambar Anda
• Anda dapat mengedit atau membuang gambar Anda pada kamera itu sendiri
• Gambar dapat dicetak secara langsung dari kamera dan disimpan di komputer dan di Internet.

Mungkin perbedaan yang paling jelas dari kamera digital baru Anda adalah bahwa alih-alih sebuah jendela bidik ada layar. Beberapa kamera memiliki keduanya, tetapi kebanyakan hanya mengandalkan pada layar. Penyesuaian sederhana, tetapi akan mengambil beberapa latihan untuk mendapatkan yang kokoh dan mantap grip pada kamera. Layar tambahan yang berguna bagi fotografer. Menjadi mudah untuk membingkai komposisi secara efektif dan untuk melihat bagaimana foto akan berubah.
Seperti dalam film fotografi, itu adalah kualitas optik yang menentukan seberapa baik kinerja kamera. Lensa yang baik pada kamera yang murah dapat menghasilkan hasil yang sangat baik sementara kualitas rendah lensa pada kamera yang paling mahal akan mengecewakan Anda setiap waktu!
Sebagian besar kamera mempunyai berbagai pilihan, termasuk otomatis eksposur otomatis DNS dan fokus otomatis. Selain zoom optik, zoom digital tersedia.
Sebelum Anda mulai menggunakan kamera digital baru Anda, itu adalah ide yang baik untuk membaca manual. Percobaan saat Anda melakukan ini, dan Anda akan mendapatkan nuansa kamera dengan sangat cepat. Dengan kamera digital tidak ada biaya dalam eksperimen.
Sebagian besar kamera digital memiliki sedikit built-in memori. Memori ini akan membatasi Anda (tergantung ukuran) untuk hanya beberapa foto - mungkin antara 8 dan 20. Sebelum Anda dapat mengambil foto baru, Anda harus menyalin ini ke komputer atau mencetak mereka untuk membebaskan ruang. Pilihan terbaik adalah dengan membeli kartu memori yang akan meningkatkan jumlah ruang untuk gambar cukup dramatis. Membeli kartu memori terbesar yang Anda mampu. Ini masih cukup mahal, tapi ingat bahwa membayar untuk film dan berkembang adalah hal di masa lalu!
Film datang dalam ukuran tertentu - 12, 24 atau 26 gambar. Jumlah gambar yang dapat diambil secara digital bergantung pada kombinasi dari memori yang tersedia dan penyelesaian kamera dan gambar-gambar. Semakin tinggi resolusinya, semakin sedikit gambar dapat disimpan. Beberapa kamera memungkinkan Anda untuk mengurangi atau meningkatkan resolusi gambar Anda. Mengurangi resolusi secara efektif meningkatkan kapasitas kartu memori Anda, tetapi mengurangi tingkat pembesaran mungkin. Ingat bahwa lima mega piksel memberikan resolusi yang cukup tinggi untuk sebagian besar tujuan.
Jika Anda berniat bepergian dengan kamera anda, itu mungkin bernilai membawa kartu memori tambahan. Jika satu kartu sudah penuh, maka kedua akan sangat berguna sampai Anda dapat mentransfer gambar ke komputer Anda.
Sebuah kamera digital benar-benar bergantung pada baterai. Pilihan terbaik adalah dengan membeli dua set baterai yang dapat diisi ulang. Meskipun mereka dapat berlangsung selama beberapa waktu, itu selalu merupakan ide yang baik untuk memiliki set cadangan tersedia.
Zoom pada kamera digital seringkali merupakan kombinasi dari optical zoom (menggunakan lensa) dan digital zoom. Digital zoom hanya memperbesar gambar dan efektif mengurangi resolusi. Kebanyakan kamera akan menunjukkan bila Anda menggunakan zoom digital.
Kamera digital biasanya disertakan dengan beberapa dibangun pada foto-editing software untuk memotong foto, benar kecerahan, kontras dan sebagainya. Anda mungkin juga beralih menjadi hitam dan putih dan menggunakan efek-efek lain yang ditawarkan pada kamera.
Kamera digital Anda harus disuplai dengan kabel USB untuk menyalin atau mentransfer foto ke komputer. Transfer proses yang cukup sederhana dan hanya memerlukan beberapa menit untuk menyelesaikan. Beberapa kamera memungkinkan Anda untuk mentransfer gambar langsung ke printer. Gunakan perangkat lunak yang disertakan bersama kamera untuk melakukan ini atau menggunakan salah satu dari sekian banyak perangkat lunak pengedit foto yang tersedia.
Foto berbasis komputer editor memiliki sejumlah fitur canggih yang memungkinkan untuk memperbaiki berbagai cacat pada foto. Keseimbangan warna, saturasi, warna, suhu, kecerahan dan kontras semuanya dapat bervariasi. Anda dapat menambahkan lebih banyak cahaya atau bayangan. Hal ini dimungkinkan untuk mengoreksi kedua atas dan di bawah eksposur dalam batas-batas tertentu. Program pengedit foto ini biasanya memiliki serangkaian efek khusus yang dapat diterapkan.
Dengan foto Anda pada komputer tersebut cukup sederhana untuk mencetak murah ini pada printer ink-jet. Berbagai kertas foto khusus dapat dibeli untuk tujuan ini. Biaya tinta dan kertas relatif mahal tapi adalah pilihan yang sangat nyaman. Atau, Anda dapat memesan cetakan foto dari tradisional toko atau melalui salah satu printer foto berbasis internet.
Cara paling mudah untuk memulai dengan kamera digital adalah dengan menggunakan fitur otomatis. Biasakan diri Anda dengan ini dan percobaan dengan banyak fitur lain yang tersedia.
Fotografi digital menawarkan banyak kesempatan untuk menjadi kreatif, dan biaya film tidak akan penting lagi.
Kamera adalah alat paling populer dalam aktivitas fotografi. Nama ini didapat dari camera obscura, bahasa Latin untuk "ruang gelap", mekanisme awal untuk memproyeksikan tampilan di mana suatu ruangan berfungsi seperti cara kerja kamera fotografis yang modern, kecuali tidak ada cara pada waktu itu untuk mencatat tampilan gambarnya selain secara manual mengikuti jejaknya. Dalam dunia fotografi, kamera merupakan suatu peranti untuk membentuk dan merekam suatu bayangan potret pada lembaran film. Pada kamera televisi, sistem lensa membentuk gambar pada sebuah lempeng yang peka cahaya. Lempeng ini akan memancarkan elektron ke lempeng sasaran bila terkena cahaya. Selanjutnya, pancaran elektron itu diperlakukan secara elektronik. Dikenal banyak jenis kamera potret.

Komponen kamera
Sebuah kamera minimal terdiri atas:
• Kotak yang kedap cahaya (badan kamera)
• Sistem lensa
• Pemantik potret (shutter)
• Pemutar film
Badan kamera
Badan kamera adalah ruangan yang sama sekali kedap cahaya, namun dihubungkan dengan lensa yang darimana menjadi satu-satunya tempat cahaya akan masuk. Di dalam bagian ini cahaya yang difokuskan oleh lensa akan diatur agar tepat mengenai dan membakar film.
Di dalam kamera untuk tujuan seni fotografi, biasanya ditambahkan beberapa tombol pengatur, antara lain:
• Pengatur ISO/ASA Film.
• Shutter Speed.
• Aperture (Bukaan Diafragma).
Jika diperlukan bisa pula ditambah peralatan:
• Blitz (atau lebih umum disebut lampu kilat atau flash)
• Tripod
• Lightmeter
Sistem lensa
Sistem lensa dipasang pada lubang depan kotak, berupa sebuah lensa tunggal yang terbuat dari plastik atau kaca, atau sejumlah lensa yang tersusun dalam suatu silinder logam.
Tingkat penghalangan cahaya dinyatakan dengan angka f, atau bukaan relatifnya. Makin rendah angka f ini, makin besar bukaannya atau makin kecil tingkat penghalangannya. Bukaan ini diatur oleh jendela diafragma. Bukaan relatif diatur oleh suatu diafragma. Untuk kamera SLR, lensa dilengkapi dengan pengatur bukaan diafragma yang mengatur banyaknya cahaya yang masuk sesuai keinginan fotografer.
Jenis lensa cepat ataupun lensa lambat ditentukan oleh rentang nilai F yang dapat digunakan.
Disamping lensa biasa, dikenal juga lensa sudut lebar (wide lens), lensa sudut kecil (tele lens), dan lensa variabel (variable lens, atau oleh kalangan awam disebut dengan istilah lensa zoom.
Lensa sudut lebar mempunyai jarak fokus yang lebih kecil daripada lensa biasa. Namun sebutan itu bergantung pada lebarnya film yang digunakan. Untuk film 35 milimeter, lensa 35 milimeter akan disebut lensa sudut lebar, sedangkan lensa 135 milimeter akan disebut lensa telefoto.
Lensa variabel dapat diubah-ubah jarak fokusnya, dengan mengubah kedudukan relatif unsur-unsur lensa tersebut. Lensa akan memfokuskan cahaya sehingga dihasilkan bayangan sesuai ukuran film. Lensa dikelompokkan sesuai panjang focal length (jarak antara kedua lensa).
Focal lenght mempengaruhi besar komposisi gambar yang mampu dihasilkan. Dalam masyarakat umum, lebih dikenal dengan istilah zoom.
Pemantik Potret
Tombol pemantik potret atau shutter dipasang di belakang lensa atau di antara lensa. Kebanyakan kamera SLR mempunyai mekanisme pengatur waktu untuk memungkinkan mengubah-ubah lama bukaan shutter. Waktu ini ialah singkatnya pemetik potret itu membuka, sehingga memungkinkan berkas cahaya mengenai film.
Beberapa masyarakat awam menganggap kemampuan kamera sebanding dengan besarnya nilai maksimum shutter speed yang bisa digunakan.
Bagian lain
Bagian lain sebuah kamera, antara lain:
1. Mekanisme memutar film gulungan agar bagian-bagian film itu bergantian dapat disingkapkan pada objek
2. Mekanisme fokus yang dapat mengubah-ubah jarak antara lensa dan film,
3. Pemindai komposisi pemotretan (range finder) yang menunjukkan apa saja yang akan terpotret serta apakah objek utama akan terfokuskan
4. lightmeter untuk membantu menetapkan kecepatan pemetik potret dan atau besarnya bukaan, agar banyaknya cahaya yang mengenai film cukup tepat sehingga diperoleh bayangan atau gambar yang memuaskan.
Beberapa kamera, terutama jenis kamera poket biasanya tidak memiliki salah satu dari bagian-bagian tersebut.
Jenis kamera berdasarkan media penangkap cahaya
Kamera film menggunakan pita seluloid (atau sejenisnya, sesuai perkembangan teknologi). Butiran silver halida yang menempel pada pita ini sangat sensitif terhadap cahaya. Saat proses cuci film, silver halida yang telah terekspos cahaya dengan ukuran yang tepat akan menghitam, sedangkan yang kurang atau sama sekali tidak terekspos akan tanggal dan larut bersama cairan pengembang (developer).
Kamera film
Jenis kamera film yang digunakan adalah dari jenis 35 milimeter, yang menjadi populer karena keserbagunaan dan kecepatannya saat memotret, karena kamera ini berukuran kecil, kompak dan tidak mencolok. Lensa kadang dapat dipertukarkan, dan kamera itu dapat memuat gulungan film untuk 36 singkapan, bahkan kadang lebih.
Jenis film
Pembagian film berdasarkan ukuran:
• Small format (35mm)
• Medium format (100-120mm)
• Large format
Angka di atas berarti ukuran diagonal film yang digunakan. Setiap jenis ukuran film haru menggunakan kamera yang berbeda pula.
Pembagian film berdasarkan jenis bahan dan kesensitifannya:
• Film hitam putih
• Film warna
• Film positif
• Film negatif
• Film daylight
• Film tungsten
• Film infra merah (sensitif terhadap panas yang dipantulkan permukaan objek)
Kamera polaroid
Kamera jenis ini memakai lembaran polaroid yang langsung memberikan gambar positif sehingga pemotret tidak perlu melakukan proses cuci cetak film.
Kamera digital
Kamera jenis ini merupakan kamera yang dapat bekerja tanpa menggunakan film. Si pemotret dapat dengan mudah menangkap suatu objek tanpa harus susah-susah membidiknya melalui jendela pandang karena kamera digital sebagian besar memang tidak memilikinya. Sebagai gantinya, kamera digital menggunakan sebuah layar LCD yang terpasang di belakang kamera. Lebar layar LCD pada setiap kamera digital berbeda-beda.
Sebagai media penyimpanan, kamera digital menggunakan internal memory ataupun external memory yang menggunakan memory card.
Jenis kamera berdasarkan mekanisme kerja
Kamera single lens reflect
Kamera ini memiliki cermin datar dengan singkap 45 derajat di belakang lensa, sehingga apa yang terlihat oleh pemotret dalam jendela pandang adalah juga apa yang akan di tangkap pada film. Umumnya kamera ini digunakan setinggi pinggang ketika dipotretkan.
Kamera instan
Istilah instan adalah dimilikinya mekanisme automatik pada kamera, sehingga berdasar pengukur cahaya (lightmeter atau fotometer), lebar diafragma dan kecepatan pemetik potret secara otomatis telah diatur.
Pembagian kamera berdasarkan teknologi viewfinder
Viewfinder memainkan peranan penting dalam penyusunan komposisi fotografi. Fotografer ahli biasanya akan lebih memilih viewfinder dengan kualitas baik dan mampu memberikan gambaran tepat seperti apa yang akan tercetak.
Kamera saku
Jenis yang paling populer digunakan masyarakat umum. Lensa utama tak bisa diganti,umumnya otomatis atau memerlukan sedikit penyetelan Cahaya yang melewati lensa langsung membakar medium. Kelemahan film ini adalah gambar yang ditangkap oleh mata akan berbeda dengan yang akan dihasilkan film, karena ada perbedaan sudut pandang jendela pembidik dengan lensa.
Kamera TLR
Kelemahan kamera poket diperbaiki oleh kamera TLR. Jendela bidik diberikan lensa yang identik dengan lensa di bawahnya. Namun tetap ada kesalahan paralaks yang ditimbulkan sebab sudut dan posisi kedua lensa tidak sama.
Kamera SLR (Single Lens Reflect)
Pada kamera SLR, cahaya yang masuk ke dalam kamera dibelokkan ke mata fotografer sehingga fotografer mendapatkan bayangan yang identik dengan yang akan terbentuk. Saat fotografer memencet tombol kecepatan rana, cahaya akan dibelokkan kembali ke medium (atau film). lensa kamera SLR dapat diganti ganti sesuai kehendak,sangat disukai para ahli foto, atau hobby, dudukan lensa pada body kamera berbeda benda tergantung merek kamera,mulai dari lensa wide(sudut lebar),tele(jarak jauh),dan lensa normal(standard 50 mm),tersedia pula lensa zoom dengan panjang lensa bervariasi

contoh berita surat kabar

AIR KURANG PENDULANG PULANG KAMPUNG

Pertambangan di Kabupaten Bombana yang tersebar di beberapa titik seperti SP4, SP6, dan SP8 serat SP9 menimbulkan dampak yang sangat signifikan terhadap kelangsungan hidup warga sekitar kawasan tersebut maupun yang ada di tempat pendulangan. Dampak ini berupa kurangnya air bersih yang digunakan untuk keperluan sehari-hari. Di SP6 misalnya para pendulang yang bertempat tinggal sementara mereka mulai kesusahan mencari air bersih.
Ketika kami dari Jurnalis Trip mengadakan kegiatan yang tergabung dalam beberapa wartawan local Sulawesi Tenggara mereka mengatakan bahwa disini kurang air baik itu air bersih bahkan harus jalan kurang lebih sejauh 500 meter untuk mendapatkan air tersebut tetapi yang menjadi masalah adalah apakah air itu bersih seperti layaknya air di tempat-tempat lain di luar dari pertambangan. Ada kemungkinan bahwa air tersebut terkandung beberapa unsur di dalamnya misalnya seperti unsur raksa atau unsure lain.
Pihak Universitas Haluoleo Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan sudah turun langsung kelapangan untuk mengambil sampel air dan sedimen dan kemudian melakukan uji laboratorium terkait dengan air tersebut. Menurut Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan menuturkan kepada kami bahwa sampel tersebut akan kami teliti paling lambat sepekan sudah akan keluar hasilnya dan untuk sedimen kurang lebih satu bulan karena harus dikeringkan terlebih dahulu.

pengenalan kamera

Film merupakan hasil karya seni yang berasal dari perpaduan banyak unsur, seperti suara, gambar, dan gerak, dll. Pemerintah sendiri mendefinisikan film sebagai berikut : ”Film adalah karya cipta seni budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang dengar yang dibuat berdasarkan sinematografi dengan direkam pada pita selluloid, pita video, piringan video, dan atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam bentuk, jenis, ukuran melalui kimiawi, proses elektronik atau proses lainnya atau tanpa suara yang dapt dipertunjukkan dan atau ditayangkan dengan sistem proyek mekanik, elektronik dan atau lainnya (UU Perfilman th. 1992, Bab I, Pasal 1).”

Sebagaimana dijelaskan di dalam definisi tersebut film termasuk ke dalam golongan karya seni, dan dilihat dari urutannya film merupakan seni yang ketujuh di dalam jajaran seni-seni yang lain. Film agak berbeda dengan seni yang lain, karena film lahir dari gabungan unsur-unsur seni-seni yang lain yaitu seni sastra, teater, rupa, suara, musik, dan arsitektur, selain unsur-unsur seni tersebut di dalam film juga terkandung unsur teknologi.

Kamera merupakan salah satu aspek penting dalam suatu pembuatan film, fungsi kamera yaitu mengambil/merekam adegan-adegan yang diarahkan oleh sang sutradara kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan-adegan. Kamera dioperasikan oleh kru film yang biasa disebut kameramen, kameramen mengoperasikan kamera sesuai dengan arahan sutradara. Untuk menjadi seorang kameramen harus mengetahui jenis-jenis kamera, mengenal cara-cara atau teknik memegang kamera, teknik pengambilan gambar, unsur-unsur dalam pengambilan gambar, dll.

Jenis kamera yang digunakan dalam film sangat beragam jenisnya, namun secara garis besar kamera terbagi tiga yaitu :

1. Kamera foto (still photography)

Kamera foto menghasilkan gambar-gambar yang tidak bergerak ( still single picture). Bahan baku penyimpanan gambar berasal dari pita selluloid, sehingga setelah melakukan perekaman harus diproses lagi dengan pemrosesan secara kimiawi. Contoh : kamera analog, kamera digital.

2. Kamera film (cinema photography)

Kamera film memiliki bahan yang sama dengan kamera foto namun hasil yang didapat berbeda, kamera film menghasilkan gambar yang bergerak atau biasa disebut still motion. Contoh : kamera 8 mm, 16 mm, 35 mm.

3. Kamera video (video photography)

Untuk kamera vide sendiri memiliki persamaan dengan kamera film karena menghasilkan gambar bergerak (still motion), namun yang membedakan yaitu bahan bakunya yang berupa kaset video yang setelah pengambilan gambar hasilnya dapat langsung dilihat karena terjadinya gambar secara optis dan elektronis. Contoh : kamera Betacam, MiniDV, HDCam.

Teknik-teknik yang terdapat pada pengambilan gambar sangat bervariasi, sehingga saat kita menonton suatu film tampak macam-macam sudut pandang pengambilan gambar yang merupakan hal penting dalam film. Penonton akan merasa jenuh apabila gambar yang disajikan terlihat monoton. Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan gambar yaitu :

1. Sudut pengambilan gambar (Camera Angle)

a. Bird Eye View

Pengambilan gambar dilakukan dari atas dari ketinggian tertentu sehingga memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luas dengan benda-benda lain yang tampak dibawah sedemikian kecil. Pengambilan gambar biasanya menggunakan helikopter maupun dari gedung-gedung tinggi.

b. High Angle

Sudut pengambilan gambar tepat diatas objek, pengambilan gambar seperti ini memiliki arti yang dramatik yaitu kecil atau kerdil.

c. Low Angle

Pengambilan gambar diambil dari bawah si objek, sudut pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angle. Kesan yang ditimbulkan dari sudut pandang ini yaitu keagungan atau kejayaan.

d. Eye Level

Pengambilan gambar ini mengambil sudut sejajar dengan mata objek, tidak ada kesan dramatik tertentu yang didapat dari eye level ini, yang ada hanya memperlihatkan pandangan mata seseorang yang berdiri.

e. Frog Level

Sudut pengambilan gambar ini diambil sejajar dengan permukaan tempat objek berdiri, seolah-olah memperlihatkan objek menjadi sangat besar.

2. Ukuran gambar (frame size)

a. Extreem Close-up (ECU)

Pengambilan gambar sangat dekat sekali, hanya menampilkan bagian tertentu pada tubuh objek. Fungsinya untuk kedetailan suatu objek.

b. Big Close-up (BCU)

Pengambilan gambar hanya sebatas kepala hingga dagu objek. Fungsi untuk menonjolkan ekpresi yang dikeluarkan oleh objek.

c. Close-up (CU)

Ukuran gambar sebatas hanya dari ujung kepala hingga leher. Fungsi untuk memberi gambaran jelas terhadap objek.

d. Medium Close-up (MCU)

Gambar yang diambil sebatas dari ujung kepala hingga dada. Fungsinya untuk mepertegas profil seseorang sehingga penonton jelas.

e. Mid Shoot (MS)

Pengambilan gambar sebatas kepala hingga pinggang. Fungsinya memperlihatkan sosok objek secara jelas.

f. Knee Shoot (KS)
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga lutut. Fungsinya hampir sama dengan Mid Shot.

g. Full Shoot (FS)

Pengambilan gambar penuh objek dari kepala hingga kaki. Fungsinya memperlihatkan objek beserta lingkungannya.

h. Long Shoot (LS)

Pengambilan gambar lebih luas dari pada Full Shoot. Fungsinya menunjukkan objek dengan latar belakangnya.

i. Extreem Long Shoot (ELS)

Pengambilan gambar melebihi Long Shoot, menampilkan lingkungan si objek secara utuh. Fungsinya menunjukkan bahwa objek tersebut bagian dari lingkungannya.

j. 1 Shoot

Pengambilan gambar satu objek. Fungsinya memperlihatkan seseorang/benda dalam frame.

k. 2 Shoot

pengambilan gambar dua objek. Fungsinya memperlihatkan adegan dua orang yang sedang berkomunikasi.

l. 3 shoot

pengambilan gambar tiga objek. Fungsinya memperlihatkan adegan tiga orang sedang mengobrol.

m. Group Shoot

Pengambilan gambar sekumpulan objek. Fungsinya memperlihatkan adegan sekelompok orang dalam melakukan suatu aktifitas.


3. Gerakan kamera (moving camera)

a. Zooming (In/Out)

Gerakan yang dilakukan oleh lensa kamera mendekat maupun menjauhkan objek, gerakan ini merupakan fasilitas yang disediakan oleh kamera video dan kameramen hanya mengoperasikannya saja.

b. Panning (Left/Right)

Yang dimaksud dengan gerakkan panning yaitu kamera bergerak dari tengah ke kanan atau dari tengah ke kiri, namun bukan kameranya yang bergerak tapi tripodnya yang bergerak sesuai arah yang diinginkan.

c. Tilting (Up/Down)

Gerakan tilting yaitu gerakan ke atas dan ke bawah, masih menggunakan tripod sebagai alat bantu agar hasil gambar yang didapat memuaskan dan stabil.
d. Dolly (In/Out)

Gerakan yang dilakukan yaitu gerakan maju mundur, hampir sama dengan gerakan Zooming namun pada dolly yang bergerak adalah tripod yang telah diberi roda dengan cara mendorong tripod maju ataupun menariknya mundur.

e. Follow

Pengambilan gambar dilakukan dengan cara mengikuti objek dalam bergerak searah.

f. Framing (In/Out)

Framing adalah gerakan yang dilakukan oleh objek untuk memasuki (in) atau keluar (out) framming shot.

g. Fading (In/Out)

Merupakan pergantian gambar secara perlahan-lahan. Apabila gambar baru masuk menggantikan gambar yang ada disebut fade in, sedangkan jika gambar yang ada perlahan-lahan menghilang dan digantikan gambar baru disebut fade out.

h. Crane Shoot.

Merupakan gerakan kamera yang dipasang pada alat bantu mesin beroda dan
bergerak sendiri bersama kameramen, baik mendekati maupun menjauhi objek.

4. Gerakan objek (moving object)

a. Kamera sejajar objek. Kamera sejajar mengikuti pergerakan objek, baik ke kiri maupun ke kanan.

b. Walking (In/Out) Objek bergerak mendekati (in) maupun menjauhi (out) kamera.

Setelah mengetahui teknik-teknik dalam pengambilan gambar, ada beberapa elemen penting yang harus ada di dalam gambar. Adapun elemen-elemen tersebut yaitu :

a. Motivasi

b. Informasi

c. Komposisi

d. Suara

e. Sudut Kamera

f. Kontinuitas


Selain teknik-teknik maupun tata cara pengambilan gambar yang harus dimiliki oleh seorang kameramen yaitu sense of art atau rasa seni, karena gambar yang diambil oleh kameramen merupakan karya seni. Setiap orang memungkinkan untuk menguasai teknik-teknik pengambilan gambar namun apabila tidak memiliki rasa seni atau keindahan maka hasil yang didapatpun kurang maksimal. Jadi rasa seni yang tinggi dapat dijadikan modal utama untuk menjadi kameramen. Gali terus potensi diri, selamat berkarya, bangun perfilman Indonesia menjadi lebih maju dan sukses.

daftar DNS Server indonesia

Daftar DNS Server Indonesia :

Server DNS indosat.net.id termasuk DNS Indosat IM2

* 202.155.0.10
* 202.155.0.15
* 202.155.0.20
* 202.155.0.25
* 202.155.46.66
* 202.155.46.77
* 202.155.30.227

DNS Telkom.net.id Telkom Speedy

* 202.134.2.5
* 203.130.196.5
* 202.134.0.155
* 202.134.1.10
* 202.134.0.62
* 202.159.32.2
* 202.159.33.2
* 202.155.30.227

DNS AWARI (Asosiasi Warnet Indonesia)

* 203.34.118.10
* 203.34.118.12

DNS sat.net.id

* 202.149.82.25
* 202.149.82.29

DNS cbn.net.id

* 202.158.40.1
* 202.158.20.1

* 202.158.3.7
* 202.158.3.6

Singnet Singapore

* 165.21.100.88
* 165.21.83.88

DNS indo.net.id

* 202.159.32.2
* 202.159.33.2

DNS itb.ac.id

* 202.249.24.65
* 167.205.23.1
* 167.205.22.123
* 167.205.30.114

DNS ukdw.ac.id

* 222.124.22.18

Daftar DNS Luar indonesia :

DNS Open DNS

* 208.67.222.222
* 208.67.220.220

DNS ScrubIt

* 67.138.54.100
* 207.225.209.66

DNS DNSadvantage

* 156.154.70.1
* 156.154.71.1

DNS vnsc-pri.sys.gtei.net

* 4.2.2.1
* 4.2.2.2
* 4.2.2.3
* 4.2.2.4
* 4.2.2.5
* 4.2.2.6

Verizon (Reston, VA, US)

* 151.197.0.38
* 151.197.0.39
* 151.202.0.84
* 151.202.0.85
* 151.202.0.85
* 151.203.0.84
* 151.203.0.85
* 199.45.32.37
* 199.45.32.38
* 199.45.32.40
* 199.45.32.43

GTE (Irving, TX, US)

* 192.76.85.133
* 206.124.64.1

One Connect IP (Albuquerque, NM, US)

* 67.138.54.100

OpenDNS (San Francisco, CA, US)

* 208.67.222.222
* 208.67.220.220

Exetel (Sydney, AU)

* 220.233.167.31

VRx Network Services (New York, NY, US)

* 199.166.31.3

SpeakEasy (Seattle, WA, US)

* 66.93.87.2
* 216.231.41.2
* 216.254.95.2
* 64.81.45.2
* 64.81.111.2
* 64.81.127.2
* 64.81.79.2
* 64.81.159.2
* 66.92.64.2
* 66.92.224.2
* 66.92.159.2
* 64.81.79.2
* 64.81.159.2
* 64.81.127.2
* 64.81.45.2
* 216.27.175.2
* 66.92.159.266.93.87.2

Sprintlink (Overland Park, KS, US)

* 199.2.252.10
* 204.97.212.10
* 204.117.214.10

Cisco (San Jose, CA, US)

* 64.102.255.44
* 128.107.241.185

contoh resensi buku

Judul : DO IT ANYWAY
Pengarang : Kent M. Keith
Penerbit : Bhuana Ilmu Populer
Cetakan : 2009
Jumlah Halaman : 182 + xi
ISBN : 978-979-798-545-5
Peresensi : La Taya (Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip_Unhalu)

Sepuluh Perintah Menemukan Makna Kehidupan dan Kebahagiaan Sejati
Dalam masyarakat kita, ramai orang yang mengejar tujuan mereka dan berpendapat bahwa mereka akan mencapai makna kehidupan melalui usaha mereka. Segala yang mereka kejar termasuklah: kejayaan dalam perniagaan, kekayaan, hubungan yang baik, seks, hiburan, berbuat baik terhadap orang lain dan sebagainya. Tetapi terdapat ramai orang memberi saksi bahwa setelah mereka mencapai tujuan, kekayaan, hubungan yang baik dan keseronokan, masih terdapat kekosongan dalam hati – satu perasaan yang tidak dapat dipenuhi oleh apa pun.

Untuk itu diperlukan trik tersendiri dalam melakukan sebuah tindakan agar bisa mempunyai makna dan kebahagiaan sejati. Dalam buku yang ditulis oleh Kent M. Keith yang berjudul DO IT ANYWAY terdapat sepuluh perintah untuk menemukan makna kehidupan dan kebahagiaan sejati.

Bagian pertama membahas tentang bagaimana anda tetap dapat melakukan. Dunia ini memang gila tetapi anda masih dapat menemukan makna kehidupan. Anda mungkin mempunyai banyak alasan untuk menghentikan pencarian anda akan makna kehidupan. Mungkin sekarang kehidupan anda sulit karena anda terjebak dalam keinginan untuk lebih maju dari orang lain. Meski anda sedang berjuang untuk lebih dari orang lain. Anda tetap memiliki kesemptan untuk mendapatkan makna kehidupan.

Bagian kedua membahas tentang orang-orang paradoks yang sebenarnya yaitu yang benar-benar menjalani hidupnya dengan 10 perintah paradoks dan tetap melakukannya. Cerita-cerita meraka menerangi dan memperbesar makna dari setiiap perintah, dilengkapi dengan pertanyaan-pertanyaan yang dapat anda ajukan pada diri sendiri atau digunakan sebagai bahan diskusi dalam kelompok untuk merefleksikan kehidupan anda dan sumber-sumber makna kehidupan yang berkaitan dengan setiap perintah.
Bagian tiga mengenai bagaimana anda dapat membuat perbedaan disekitar anda. Jika anda menjalni 10 perintah paradoks, anda akan terbatas secara spiritual dan terikat secara pribadi, dan berdampak menjadikan dunia menjadi tempat yang lebih baik bagi kita semua. Anda akan bebas menjadi diri sendiri dan aktif menciptakan perbedaan.
Bagian empat merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan pada Kant M. Keith mengenai asal muasal 10 Paradoks, misalnya perintah-perintah itu disebut paradoks mengapa dan kapan saya menulisnya siapa dan apa yang paling mempengaruhi kehidupan saya, kemana saja 10 perintah Paradoks ini telah tersebar dan apa hubungannya dengan Bunda Teresa.
Banyak orang akan menemukan makna kehidupan dan kebahagiaan yang dalam jika mereka menginginkannya. Tatangannya adalah memilih makna kehidupan kemudian menjalaninya dengan semaksimal mungkin. Itulah inti dari bukuu ini menjalani 10 perintah paradoks dan tetap melakukannya. Jika anda menjalani 10 perintah paradoks ini anda akan memperoleh kebahagiaan pribadi yang dalam dan menyentuh jiwa. Itulah jeniskebahagiaan yang saya harap anda peroleh setelah membaca buku ini.
Dengan bahasa yang sederhana, jelas, dan mudah dipahami, dapat memotivasi Anda tanpa menggurui untuk memaknai hidup dengan selalu melakukan hal-hal yang benar di tengah-tengah kesulitan untuk mendapatkan kebahagiaan sejati. Buku ini sangat tepat untuk Anda miliki, karena itu tuntaskan keingintahuan Anda dengan memilikinya. Selamat membaca!

Contoh Skrip berita radio

DI BALIK PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INTERNET
ON AIR: 10:15


TEKNOLOGI INTERNET YANG TELAH BERKEMBANG SEPERTI SEKARANG INI /YANG DAPAT MEMPERMUDAH ORANG / DALAM MENJALIN KONEKSI DENGAN ORANG LAIN / TERNYATA MENUAI DAMPAK YANG SANGAT SIGNIFIKAN / KHUSUSNYA BAGI MAHASISWA SEKARANG INI //MENURUT MANTAN KETUA DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA / UNIVERSITAS HALUOLEO/ ARWAH/ BAHWA ADA DUA HAL YANG TERPENTING YAITU /DARI SESI NEGATIF DAN SISI POSITIF //

DARI SISI NEGATIFNYA / MAHASISWA MENYERAP BUDAYA-BUDAYA YANG TIDAK SESUAI DENGAN KEPERIBADIAN BANGSA INDONESIA / SEPERTI MEMAKAI BAJU KENSI/ TAYANGAN-TAYANGAN PORNO/ YANG SEHARUSNYA BISA DIHINDARI//

DARI SISI POSISIFNYA / DAPAT MEMBANTU MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN TUGASNYA / YANG DIBERIKAN OLEH DOSEN DI KAMPUS// BISA MENCARI REFERENSI MELALUI INTERNET //SIKAP MAHASISWA DALAM MENGHADAPI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INTERNET/ YAITU HARUS NETRAL DALAM MENGAMBIL PERSOALAN INI PERTAMA SELEKTIF HARUS BISA MENYARIN APA-APA YANG BERMANFAAT BAGI DIRINYA DAN TIDAK BERMANFAAT//

LAGI-LAGI PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK /UNIVERSITAS HALUOLEO INI /MENGATAKAN BAHWA KITA SEBAGAI MAHASISWA YANG KOMPETITIF / SEHARUSNYA BISA MEMINIMALISIR PERSOALAN INI//

Contoh Skrip Berita Televisi

TEHERAN KEMBALI RUSUH OLEH PROTES OPOSISI
ON AIR: 10:15
BIASANYA PADA HARI PERINGATAN QUDS / WARGA IRAN BERSAMA-SAMA UNTUK UNJUK RASA PRO-PALESTINA / TAPI KALI INI DIMANFAATKAN OLEH PULUHAN RIBU PENDUKUNG OPOSISI / UNTUK DEMONSTRASI MENENTANG HASIL PEMILU PRESIDEN IRAN / PADA BULAN JULI LALU//
AKSI DEMONSTRAN INI / BERAKHIR RICUH DENGAN APARAT KEAMANAN// POLISI ANTI HURU-HARA YANG BERSENJATA TONGKAT / MEMUKUL PEMPROTES YANG MELEMPARI MEREKA DENGAN BATU / DI ALUN-ALUN HAFT-E-IR// POLISI JUGA MELEMPARKAN GAS AIR MATA / UNTUK MEMBUBARKAN PEMPROTES//
SAKSI MATA MENUTURKAN BAHWA / DEMONSTRAN YANG PROPEMERINTAH MENCOBA MENYERANG PIMPINAN OPOSISI/ MIR HOSSEIN MOUSAVI/ YANG IKUT KE JALAN DI PUSAT KOTA TEHERAN//
PENDUKUNG OPOSISI MEMBAWA POTRET KECIL MOUSAVI / MEREKA MENGANCUNGKAN TANDA V / DAN MENERIAKAN SLOGAN MATILAH DIKTATOR // SEMENTARA ITU HANYA BEBERAPA METER / DARI KELOMPOK PENDUKUNG OPOSISI / RIBUAN PENDUKUNG PRESIDEN MAHMOUD AHMADINEJAD TURUN KE JALAN/ MEREKA MENGUSUNG FOTO BESAR AHMADINEJAD / DAN PEMIMPIN TERTINGGI IRAN / AYATOLLAH ALI KHAMENEI / SAMBIL MENERIAKAN MATILAH PENENTANG PEMIMPIN TERTINGGI//

Shot List:
1. Warga Iran yang ujuk rasa pada saat peringatan hari Quds.
2. Puluhan ribu demonstran pendukung oposisi
3. Aparat keamanan yang berjaga di Alun-alun Haft-e-Ir
4. Polisi yang memukul para pemprotes
5. Polisi pada saat melemparkan gas air mata ke pemprotes
6. Orang yang menyerang pimpinan pendukung oposisi
7. Para pendemo pendukung oposisi yang membawa potret kecil Mousavi dengan mengancungkan V
8. Kelompok pendukung presiden Mahmoud Ahmadinejad
9. Pidato Ahmadinejad sebelum shalat jumat di Teheran University

Beasiswa Jepang: Japan SISF Foundation Scholarship 2010

Pelajar Indonesia, ada berita menggembirakan bagi Anda yang mengimpikan untuk belajar ke Jepang melalui beasiswa Jepang. Ya, berikut info beasiswa terbaru ke Jepang yang mungkin bermanfaat bagi Anda: International Scholarships in Japan – SISF Foundation Scholarship 2010.


SISF Scholarship 2010 April; applications are now open

We have received a notification from Sato International Scholarship Foundation (SISF) for their scholarship program for April, 2010.

* Students from the Following Countries are Eligible to Apply :
Bangladesh, Bhutan, Brunei, Cambodia, India, Indonesia, Laos, Malaysia, Maldives, Myanmar, Nepal, Pakistan, Philippines, Singapore, Sri Lanka, Thailand, East Timor, Vietnam.

* Amount of Scholarship
Undergraduate students 120,000 yen/month
Graduate students 180,000 yen /month (plus additional support to cover cost for attending conrerences)
* Duration of Scholarship : 2 years
* Number of Scholarships Granted : Around 10 students will be accepted.
* Details : Please check SISF’s website.



http://sisf.or.jp/index.php?option=com_content&task=view&id=18&Itemid=42

* How to apply :
You are required to apply through the Gakumu-gakari (educational affairs section ) of your Faculty/Division. First, please check the application deadline date of your Faculty/Division, then hand in all the application documents by the date.

Visit Website for Apply!

ACFJ offers 15 journalism fellowships for 2010

Manila, 19 November 2009 Applications for the 2010-2011 Fellowships for M.A. Journalism are now being accepted by the Konrad Adenauer Asian Center for Journalism at the Ateneo de Manila University (ACFJ). The fellowships are awarded to full-time Asian journalists who have excellent professional and academic record, strong commitment to good journalism and leadership qualities. A grant covers tuition and other expenses for the two-year M.A. Journalism program which is offered by the Ateneo de Manila University with ACFJs support.

Since its inception in 2003, 90 journalists from 15 Asian countries have received grants. Ateneos M.A. Journalism is distinctive for its innovative use of online and conventional learning methods. The master?s program covers 12 courses which are conducted using a mix of online and conventional methods. Six are purely online courses, three are held in the conventional classroom, and another three are hybrid courses that take place alternately in the online and on-campus. The program?s design allows working journalists and other media professionals to study at their own pace and time, and in their own homes or workplaces. Courses in ethics, media law and news writing are at he core of the program. Journalism courses which are regional and cutting edge in content comprise the electives. Lecturers come from Asia as well as Australia, U.K., and the U.S.

ACFJ, a joint project of the Konrad Adenauer Stiftung (KAS) and the Ateneo, was founded in June 2000 to promote good journalism in Asia by providing training opportunities primarily for working journalists.

Application forms for the fellowship grant may be downloaded from
http://www.ateneo.edu/acfj or requested by e-mail at
newsroom@admu.edu.ph newsroom@admu.edu.ph This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it This email address is being protected from spam bots, you need Javascript enabled to view it . ACFJ may also be contacted by phone at (+632)
9263253 or (+632) 4266001 (local 5296), or fax at (+632) 9263254.
Deadline of application is on Friday, 12 February 2010.

For admission to the M.A. program, a separate set of application forms are required. These are also available from ACFJ or Ateneo?s Office of Graduate Studies (OGS).



Contact:
Jasmine Sabrina Rombaoa
Konrad Adenauer Asian Center for Journalism at the Ateneo de Manila University
Tel Nos. (+632) 9263253 / (+632) 4266001 (local 5296)
Fax No. (+632) 9263254
E-mail: newsroom@admu.edu.ph newsroom@admu.edu.ph This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it This email address is being protected from spam bots, you need Javascript enabled to view it
Website: http://www.ateneo.edu/acfj