Foto dokumentasi perjalanan

secara umum, foto yang (nantinya) digunakan sebagai pelengkap catatan dan laporan perjalanan adalah berupa dokumentasi utuh kegiatan dari tahap persiapan hingga akhir perjalanan. Artinya foto tersebut harus tersusun secara kronologis, mencerminkan seluruh rangkaian kegiatan, dan bercerita tentang aktivitas yang dilakukan. Termasuk untuk pemenuhan unsur formula siapa, apa, bagaimana, kapan, di mana.

Artinya, foto dokumentasi perjalanan itu harus mengabadikan moment persiapan keberangkatan. Ini berupa dokumentasi tepat persiapan dan aktivitas persiapan secara keseluruhan, bisa berupa momen pengepakan barang , foto perbekalan dan peralatan yang dibawa, foto seluruh tim/anggota yang akan mengikuti perjalanan (boleh pose boleh snap shot).

Kemudian foto keberangkatan. Ini akan diisi dengan foto-foto anggota dan panitia yang bersiap untuk berangkat, foto suasana tim/anggota di terminal/stasiun, foto seluruh kru/anggota menaiki kendaraan/transportasi.

Tiba di droping point. Yaitu foto ketika tim/anggota tiba di lokasi tujuan, foto turun dari sarana transportasi, pergerakan menuju titik start kegiatan.

Pergerakan. Yaitu foto-foto yang menggambarkan aktivitas perjalanan sesungguhnya (pergerakan inti). Bisa berupa gambaran medan, back ground medan jelajah, aktivitas tim/anggota selama perjalanan. Namun ingat foto pergerakan jangan merupakan pose yang diatur. Sangat dianjurkan untuk melakukan snap shoot dengan sudut lebar lengkap dengan latar belakang dan latar depan. Intinya ia harus menggambarkan semua informasi dalam pergerakan itu.
Aktivitas. Sedikit berbeda dengan pergerakan, aktivitas cenderug dilakukan ketika seluruh tim/anggota udah berada di lokasi tujuan akhir. Foto-foto ini akan merekam semua kegiatan, aktivitas, dan moment di sekitar camp. Termasuk foto kegiatan di dapur lapangan, pembangunan campsite, atau materi-materi utama kegiatan lainnya. Jangan lupa untuk menambahkan unsur dekorasi alam sekitar lokasi dan aktivitas tim.

Seringkali para pemula, menghabiskan lebih banyak film/memori untuk moment-moment yang tak menunjang dokumentasi kegiatan, seperti pose berdua teman, atau pose close yang tidak menggambarkan informasi lingkungan sekitar. Ini bukannya haram... Jika untuk konsumsi pribadi tak ada salahnya memotret pose-pose seperti itu, namun untuk dokumentasi perjalanan, perhitungkan nilai kepentingan foto demi tujuan laporan.

Pendukung lainnya. Jangan lupa untuk selalu menghitung jumlah film (kapasitas memori) yang tersedia. Gunakanlah film dan (ruang memori digital) pada kamera dengan seefektif, semenarik, dan sepenting mungkin. Jika ada film tersisa, kenapa tidak memotret hal yang "gila-gilaan?" kalian butuh itu toh...
Tetapi ingatlah untuk selalu mendokumentasi kegiatan itu dari awal sampai akhir!
04. Teknik dasar memotret (di alam bebas)

berikut teknik dasar memotret yang harus dikuasai. Ini adalah pelajaran paling fundamental dan sangat basic. Maka ingatlah sampai akhir hayatmu !

A. Fokus
focusing ialah kegiatan mengatur ketajaman objek foto, dilakukan dengan memutar ring fokus pada lensa sehingga terlihat pada jendela bidik objek yang semula kurang jelas menjadi jelas (fokus). Foto dikatakan fokus bila objek terlihat tajam/jelas dan memiliki garis-garis yang tegas (tidak kabur). Pada ring fokus, terdapat angka-angka yang menunjukkan jarak (dalam meter atau feet) objek dengan lensa.

0 komentar:

Posting Komentar